Cerita Jatuh dan Bangkit Muhammad Yusuf Mengejar Mimpi Berkuliah di Turki

Humas MAS PPUW Benteng

Kutahya, Turki - Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan mimpi yang dimiliki oleh manusia. Hal tersebut juga dipercaya oleh Muhammad Yusuf.

Berbekal keyakinan tersebut, alumni Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa (PPUW) tamatan 2016 tersebut memantapkan diri untuk menempuh pendidikan tinggi. Salah satu tujuannya adalah berkuliah di luar negeri.

Namun, minimnya informasi seputar program kuliah di luar negeri membuat Yusuf tidak bisa segera mewujudkan impiannya. Alhasil, lelaki kelahiran Compong, Pitu Riase, Kabupaten Sidrap tersebut memutuskan untuk mendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

"Sebenarnya, keluar apa, sekolah di luar negeri itu salah satu keinginan terbesar saya saat sekolah di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa. Sebenarnya awalnya mau kuliah di luar negeri waktu S1, tapi karena belum ada rezeki, jadi lanjut kuliah di Makassar," ungkap Yusuf kepada pewawancara, Siti Syuhrah.

Sayangnya, kegagalan segera ia peroleh dari SNMPTN. Pada jalur yang kini dikenal sebagai SNBP tersebut, alumni yang akrab disapa Ucu tersebut terpaksa gigit jari.

Tak patah arang, Yusuf mendaftarkan diri di Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). Sayangnya, Yusuf masih belum bisa diterima di perguruan tinggi idamannya.

Setelah serangkaian kegagalan tersebut, Yusuf akhirnya memutuskan untuk masuk ke Universitas Muslim Indonesia (UMI) jurusan Pendidikan Bahasa Arab pada 2016. Sempat mencoba ikut SBMPTN lagi di 2017, tetapi ia akhirnya bisa menyelesaikan pendidikan S1 pada awal 2022.

Selesai di UMI, Yusuf  menyusun ulang mimpinya untuk berkuliah di luar negeri. Setelah sejumlah diskusi dengan berbagai kenalan, ia akhirnya menetapkan Turki sebagai negara tujuan.

Perjuangan Yusuf bukan tanpa rintangan. Awalnya, ia mencoba mendaftar melalui Turkiye Burslari Scholarships dan Turkiye Diyanet Foundation. Sayangnya, ia urung diterima di dua program beasiswa dari pemerintah Turki tersebut.

Alih-alih terpuruk dengan rentetan kegagalan yang menimpanya, Yusuf tetap semangat dan segera bangkit.

"Jangan terpuruk dengan kegagalan yang kita hadapi, jatuh 1000 kali, bangkit 1001 kali. Gagal hari ini, bangkit hari ini," ujar Yusuf.

Akhirnya Yusuf mencoba nekat untuk mendaftar ke kampusnya langsung. Ia pun akhirnya diterima di Kutahya Dumlupinar University.

Walau diterima di jurusan yang tak sesuai dengan keinginannya, Yusuf tetap berangkat mewujudkan impiannya. Sembari mempersiapkan diri dengan mengikuti pelatihan Bahasa Turki, Yusuf masih mencoba untuk mendaftar di sejumlah beasiswa dan kampus.

Setelah perjuangan yang tak kenal lelah, Yusuf akhirnya diterima di Osmangazi Universitesi, salah satu Universitas bergengsi di Turki. Di Universitas yang terletak di Kota Eskisehir tersebut, Yusuf akan mengambil jurusan manajemen pendidikan perguruan tinggi.

"Orang baik itu adalah orang yang belajar dari kegagalan mereka. Misalnya kita lewat di jalanan, terus kita jatuh karena ada lubang. Nanti ketika kita lewat di situ, kita sudah tahu untuk mencari jalan lain," tambahnya.

Yusuf menceritakan bahwa salah satu hal yang membuatnya tidak pernah menyerah adalah dukungan dari orang tuanya. Namun, ia juga menekankan pentingnya berjuang bersungguh-sungguh untuk mereka yang kurang mendapat dukungan.

"Kita harus perlihatkan kepada orang tua itu bahwa kita itu bersungguh-sungguh buat belajar. Semisal kita mau pergi suatu tempat, awalnya belajar bahasanya, perlihatkan ke orang tua kalau kita itu sungguh-sungguh sebelum minta restu. Insya Allah ada jalan" ujar Yusuf.

Tidak lupa, Yusuf juga berbagi tips kepada santri yang bermimpi untuk berkuliah di luar negeri.

"Perbanyak relasi ke alumni-alumni yang sudah tamat. Jadi cari alumni yang sesuai dengan kalian. Manfaatkan fasilitas yang ada di pondok sebagaimana mestinya buat perkembangan diri masing-masing" pungkas Yusuf. (jr)

Pewawancara: Siti Syuhrah